Oleh; Amin Makmur, Januari 2010
Dalam foto di atas, terdapat beberapa orang yang memiliki kemiripan dan kesamaan; memakai baju batik, rambut agak panjang, warna kulit sawo matang, umur yang sama, namun hal apakah yang membedakan mereka? Salah satun jawabannya adalah gen dalam diri mereka.
Gen merupakan senyawa kimiawi yang di dalamnya terdapat bahan genetic terkait dengan sifat terntentu. Keberadaan manusia merupakan hasil dari transformasi miliyaran gen yang telah mendarah daging. Struktur tubuh kita yang berdiri tegak seolah hanyalah cermin tegaknya gen. Dalam studi genetika mutakhir, John C Avise professor bidang ekologi dan genetika evolusioner di Universitas California, Amerika Serikat, mengemukakan bahwa gen begitu kuat pengaruhnya bagi manusia dalam tampilan fisik, kesehatan, emosi, hasrat dan psikologi. Dengan demikian gen adalah aktor dibalik kehidupan manusia. Di dalamnya terdapat potensi atau kekuatan yang beraneka ragam dan begitu ajaib.
Dibalik keajaiban tentang gen, bagaimanakah kekuatan gen-gen yang bersembunyi dalam diri manusia bisa muncul? Tentunya ada beberapa factor yang mempengaruhi, diantaranya;
a. Factor bawaan atau keturunan
Tim peneliti dari Albert Einstein College of Medicine, New York, melakukan riset terhadap sebuah komunitas masyarakat Yahudi Ashkenazi di AS, yang memiliki usia rata-rata 97 tahun. Dari hasil penelitian, menemukan fakta bahwa ternyata mereka memiliki gen menurun yang muncul untuk mencegah sel-sel penuaan.
Penelitian menunjukan bahwa 86 orangtua yang diteliti beserta anak-anak mereka, memiliki enzim yang disebut telomerase dengan tingkat yang sangat tinggi. Enzim ini berfungsi melindungi DNA pada tubuh. Mereka yang berusia di atas 90 tahun, dan keturunannya umumnya memiliki telomerase yang lebih tinggi dan secara signifikan membuat mereka lebih berumur panjang.
Telomerase diketahui merupakan bagian khusus dari DNA yang duduk di ujung kromosom, seperti layaknya selubung plastik di ujung tali sepatu untuk mencegah serabut anyaman tali terurai. Setiap kali sebuah sel terbagi, maka telomerase akan memperpendek dan menjadi lebih rentan untuk kematian. Dengan menaikkan tingkat telomerase, para peneliti berpikir mereka dapat dengan cepat menghadang sel kematian dan melawan proses penuaan.
b. Keadaaan Mendesak
Pada masa lalu saya pernah mengalami sebuah kecelakaan, tubuh saya melayang dan terseret di aspal, anehnya saya tidak merasakan sakit ketika kejadian terjadi, namun setelah membuka mata, saya merasakan kesakitan luar biasa, darah rongga mulut mencair, sendi dan tulang terasa nyeri, serta tubuh terasa lemas seakan tak mampu berjalan.
Sekian lama dari kejadian itu, saya menyadari bahwa gen penguat tubuh terdesak dipaksa keluar saat kecelakaan terjadi, tapi sayangnya gen penguat tubuh itu hilang ketika membukakan kedua mata.
c. Gaya Hidup
Kemajuan teknologi tidaklah selalu membawa dampak baik. Misalnya dengan adanya kendaraan bermotor memudahkan kita jika ingin bepergian tanpa harus lelah berjalan kaki. Namun dengan kemudahan itu justru membuat kita malas dan cepat lelah. Berbeda halnya dengan masyarakat Baduy, meskipun tak memiliki kemajuan karena enggan dan anti teknologi, malah mereka jauh lebih kuat fisiknya dari pada kita. Dikabarkan dari cerita Guru sejarah di SMA saya dulu, pernah didatangi oleh sekawanan orang Baduy ke rumahnya tanpa menggunakan kendaraan, mereka berjalan kaki dari kampung baduy (Banten Pedalaman) sampai kediaman rumah guru sejarah saya di Rancaekek (Bandung Timur). Menurut catatan saya karena sering jalan-jalan, jarak dari Serang sampai Bandung jaraknya 250 km, maka diperkirakan jarak tempuh mereka dari kampung Baduy sampai Rancaekek 300 km lebih. Sungguh menakjubkan bukan? Kekuatan gen menguatkan kaki-kaki mereka meski menempuh jarak ratusan kilometer. Hal ini sejalan dengan para Ilmuwan dari Amerika Serikat (AS) mengklaim bahwa gaya hidup yang komprehensif dapat meningkatkan tak hanya stamina dan kebugaran tubuh, melainkan juga membawa perubahan besar yang dramatis pada tingkat genetic.
d. Kekuatan Pikiran
Dale Carnegie menceritakan Earl P. Haney mengalami abses dalam pencernaannya, para dokter mengatakan saat kematiaanya telah datang. Mereka meminta keluarganya untuk mempersiapkan kain kafan.
Tiba-tiba Earl P. Haney mengambil satu keputusan yang sangat mengejutkan, ia ingin menikmati sisa hidupnya berkelana mengelilingi bumi. Para dokter kebingungan dan berkata kepadanya, “Kami telah memberi peringatan kepada anda. Jika anda tetap nekad melakukan perjalanan ini, anda pasti akan dikubur di lautan”. Spontan dia menjawab, “Tidak, itu semua tidak akan pernah terjadi”. lalu dia pun membeli tiket perjalanan.
Selama di kapal, ia makan dan minum apa saja, sampai makan semua makanan berlemak yang sebelumnya menjadi pantangan baginya. Pikirannya tak lagi khawatir terhadap penyakitnya. Ia berfikir seperti layaknya orang sehat. Ia benar-benar menikmati hidup.
Lalu apa yang terjadi? Dale Carnegie menyatakan bahwa lelaki itu sembuh dari penyakitnya. Kekuatan pikiran yang digunakannya sangat manjur menghilangkan penyakit dan menaklukan rasa sakit. Gen dalam dalam tubunya bangkit menguatkan sel-sel dan menguatkan organ-organ, hingga penyakitnya pun sirna.
Baik pembaca setia, mungkin uraian beberapa faktor di atas tak lebih hanyalah sebuah penjelasan kecil dari banyaknya kekuatan gen yang terpendam dalam tubuh kita. Kekutan gen pun bisa menjadi baik atau merugikan, bergantung bagaimana kita sendiri mengolah dan memunculkannya. Semoga bermanfaat!!
Referensi & Sumber
Al-Qarni ‘aidh, La Tahzan “jangan bersedih”, Qisthi Press
Wikipedia
Muslim Dialy
CahayaIslam.com
RepublikaOnline.com
Kangboed.files.wordpress.com
Deskripsi Photo
Jenis Kamera : SLR
Tempat dan Waktu: Dalam Ruangan Rumah di Jalan Gang H. Ridho no. 47
Shutter Speed : 1/60
Appertur : 5,6
ISO : 200
Kamis, 21 Januari 2010
The Power of Gene [Kekuatan Gen]
Penulis philoshophia
Diterbitkan Januari 21, 2010
Tags
Artikel Terkait
This Is The Oldest Page
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar so far
yg tengah pang kasepna... hahahaha